Self Disclosure


Self Disclosure merupakan ekspresi seseorang yang menggambarkan perasaan atau penilaian alami tentang dirinya kepada orang lain. Informasinya meliputi isi yang tidak dikenal luas dan selektif, menghargai keluasan informasi dari beberapa topik yang mendalam, seperti informasi pribadi. Self disclosure didefinisikan sebagai “mengkomunikasikan (mengungkapkan) informasi tentang diri sendiri kepada orang lain” (DeVito, 1992: 114). Dengan kata lain, self disclosure adalah informasi tentang diri sendiri, tengang pikiran, perasaan, dan perilaku.

Secara tradisional, self disclosure dibatasi untuk isi pesan seseorang dalam konteks face to face. Dan baru-baru ini self disclosure diperluas ke dalam bentuk komunikasi tulisan yang memakai media internet antara manusia dan komputer. Sementara dalam ranah komunikasi organisasi, self disclosure menjadi penting ketika seorang individu yang akan selalu berinteraksi dengan orang lain dalam sebuah organiasi. Dari sudut pandang etik, kemampan bekerjasama adalah lebih penting daripada kemampuan individu. Kerjasama akan berhasil bila terjadi interaksi yang efektif diantara anggotanya, dan self disclosure merupka sebuah titik penting dalam keberhasilan interaksi antarindividu tersebut.

Self disclosure memiliki psikologi klinis dan telah lama diminati para peneliti komunikasi untuk melakukan penelitian sebagai bentuk perluasannya. Meskipun tidak ada self disclosure theory, namun ada macam-macam teori yang dipakai untuk memahami makna self disclosure, pola-pola, dan dampak-dampaknya seperti interpersonal communication theories, relational development, relational maintenance theories, social exchange theory, social penetration theory.


Leave a Reply