Dicourse menurut Theo Van Leeuwen


Leeuwen mendefinisikan discourse (wacana) sebagai “as socially constructed knowledge of some aspect of reality[1]. Wacana adalah sumber untuk merepresentasikan sesuatu. Wacana dapat dianggap sebagai pengetahuan tentang realitas. Dimana baru dapat dipahami ketika aspek realitas tersebut disajikan. Namun kita tidak dapat menentukan makna atas realitas tersebut. Sementara itu kita tidak dapat merepresentasikan apapun tanpanya, yang dapat dilakukan adalah membangun framework untuk membuat ‘rasa’ tentang sesuatu tersebut. Wacana bersifat jamak, artinya akan terdapat banyak macam wacana atas sebuah realita. Sehingga memiliki banyak cara untuk membangun ‘rasa’ sebuah realita. Bukti keberadaan wacana berasal dari teks, atau dari apa yang dikatakan atau tuliskan, dan ekspresikan melalui sumber semiotik lainnya. Lebih spesifik lagi, bukti tersebut datang dari perkataan atau ucapan yang berbeda namun merujuk pada aspek realitas yang sama.

Leeuwen memberikan kunci penting untuk memahami discourse, yaitu: discourses are finite, discourse have history, discourse have social distribution, discourse can be realized in different ways. Untuk memahami wacana, dapat dilakukan  dengan mengetahui ragam wacana atas sebuah realitas, memahami sejarah keberadaan wacana tersebut, dan memahami bagaiamana sebuah wacana digunakan dalam sebuah konteks sosial.

 

 

[1] menggunakan definisi wacana yang dikemukakan oleh Michel Foucault (Leeuwen: 2005: 94)


Leave a Reply