Popperian falsification (Karl R. Popper)


Popper merupakan pemikir Jerman yang berkembang di lingkungan yang mendukung teori verifikasi. Namun ia menolaknya dan mengajukan metode falsifikasi. Falsifikasi adalah pengujian pengetahuan secara asimetris, dimana kebenaran teori tersebut hanya sekedar dugaan, sedangkan perkiraan kesalahan merupakan satu kepastian. Menurutnya, ilmu pengetahuan tidak hanya dihasilkan dan bekerja dengan logika induksi semata. Logika induksi adalah logika penarikan kesimpulan umum melalui pngumpulan fakta-fakta konkret. Fakta-fakta konkret yang terkumpul atau dikumpulkan digunakan untuk membenarkan suatu teori. Analogi yang dikemukakan popper, bahwa daripada mengumpulkan sebanyak mungkin angsa berwarna putih (untuk mendukung gagasan bahwa semua angsa pasti berwarna putih), lebih baik mencari satu angsa berwarna hitam untuk memfalsifikasi kesimpulan bahwa semua angsa berwarna putih, artinya ‘teori’ angsa putih terbantahkan. Pemikiran Popper banyak dikritik, salah satunya Thomas Kuhn. Kuhn berpendapat bahwa pada dasarnya Popper masih mempercayi kesatuan ilmu, padahal menurut Kuhn ilmu itu plural. Ilmu atau teori muncul dari paradigma tertentu. Paradigma dapat diangap supertori atau grand teori yang menjadi sumber munculnya teori-teori lain (mid-range theory dan applied theory). Popper seperti memandang perkembangan teori sebagai ‘kereta’ yang berjalan dalam ‘rel’ waktu, dimana ada saatnya ia berhenti atau terbantahkan dan digantikan oleh ‘gerbong’ lainnya.


Leave a Reply